Kab. Tulungagung (MAN 2) Dewasa ini, kejayaan suatu bangsa memang melenakan. Kejayaan itu hanya diukur dari tampilan fisik dan hal kasat mata, gedung pencakar langit, manusia berotak pintar, gebokan uang yang menopang, serta sistem-sistem sosial politik ekonomi yang terlihat oleh mata telanjang. Namun tidak sedikit yang lupa bahwa peradaban justru tegak di atas pondasi tak kasat mata, yaitu komitmen pada moralitas.

Jika ditilik ke belakang, sejarah kehancuran kawasan Asia Tenggara pada abad 14 dan 15 oleh bangsa barat lebih disebabkan oleh dekadensi moralitas pemangku kebijakan pada sat itu. Misalnya, tercabik-cabiknya Kerajaan Mataram sepeninggal Sultan Agung, menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta akibat Perjanjian Giyanti, abad 18.

Maka dari itu, pondasi budaya religius perlu diperkuat baik di rumah maupun sekolah serta lingkungan masyarakat. Salah satunya adalah melalui pendidikan ekstrakurikuler PRAMUKA.

“Jika ditilik dari Dasa Darma PRAMUKA, yang wajib dihafal dan dipahami serta diimplementasikan dalam kehidupan, kita bisa menafsirkan bahwa gerakan PRAMUKA di tingkat gugus depan atau pangkalan-pangkalan, dapat menanggulangi dekadensi moral”, kata Kak Dopir, Kamabigus Gugus Depan 02.01 dan 02.02 Pangkalan MAN 2 Tulungagung.

Banyak faktor yang mendorong PRAMUKA dapat menanggulangi dekadensi moral. Implementasi Dasa Darma oleh anggota dalam kehidupan merupakan alasan utama.

Alasan kedua adalah referensi yang digunakan tidak hanya warisan turun temurun, tetapi juga para anggota melakukan continuous improvement, dan banyak yang melek IT.

Alasan lain yang tak kalah pentingnya adalah banyak para alumni yang menjabat pada posisi tertentu merupakan jebolan anggota PRAMUKA Pangkalan MAN 2 Tulungagung.

Persepsi tentang PRAMUKA itu identik dengan kotor, peloncoan, kesusahan adalah hal wajar dan menjadi karakter, karena kotor, peloncoan, kesusahan, adalah hal-hal yang membuat para anggota PRAMUKA tahan banting, tahan uji, dan mendiri.

“Kalau mengenai materi yang diberikan, PARAMUKA Pangkalan MAN 2 Tulungagung tidak hanya materi indor saja tetapi juga outdor, diantaranya rapling, wall climbing, JT biasa dan JT sungai, walaupun masih terbatas”, terang Bustanul Arifin, Pembina PRAMUKA Pangkalan MAN 2 Tulungagung.

Pembukaan Masa Orientasi Gugus Depan (MOGD) Pangkalan MAN 2 Tulungagung dilaksanakan di halaman depan, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Sabtu (23/7) pukul 07.00, oleh Kamabigus, didampingi oleh Wakamabigus serta beberapa undangan bapak ibu guru.

Dengan berkembangnya teknologi saat ini, kita semua berharap, bahwa materi teori yang didapat di kelas, baik Sains maupun humaniora, dapat diimplementasikan melalui PRAMUKA

Semoga …

12690cookie-checkTancapkan Pisau Komando, Upaya PRAMUKA Atasi Dekadensi Moral
Jangan lupa bagikan!

Related posts

Leave a Comment